Rabu, 17 Agustus 2011

hanya tuhan yg tau


Kurasakan hadirmu di setiap langkahku. Tak kubiarkan rasa ini selalu meracuniku. Harum tubuhmu selau mengingatkanku akan sosokmu. Kau acuhkanku setiap pagi. Kau tak pernah pedulikanku saat aku hadir di depanmu. Dan ku yakin satu hal, kau pun tak pernah memikirkanku. Tak ada gunanya aku terus mengharap kehadiranmu dalam hidupku.



Aku bukanlah siapa-siapa bagimu. Aku hanya perempuan biasa yang tak sengaja menyukaimu hingga hari ini. Kamu pikir aku senang, bahagia? Tidak. Justru terkadang aku menangis. Cemburu. Bukan karena kau telah memiliki pendamping atau wanita terhebat yang pernah kau temui. Tapi cemburu karena kau hanya menganggap aku teman. Memang kau tak salah, namun aku terlanjur terluka, aku terlanjur tersakiti dengan segala ketidakpedulianmu padaku. Biarlah aku sakit, daripada melihatmu tak bahagia dan bimbang akan perasaanmu. Biarlah aku yang sakit daripada kau menyakiti orang yang kau sayang dan cintai.

Andai kau tau. Kau dengar bisikku. Nyanyian sumbang dari melodi yang bergetar nyata yang menjadi saksi saat tulisan tangan ini tak pernah berhenti menuliskan setiap kata tentangnya. Andai kau mengerti, bahwa seorang perempuan yang tidak sempurna dan hanya punya cinta untuk orang yang dia sayang. Hingga tahun berganti, ia tetap menunggu jawaban atas semua gelisah dan tanya dalam batin yang menderu. Tak pantaskah aku mendapat perhatian darimu?

Mengingat kenangan saat kau mengantar aku hingga pintu pagar rumah. Seakan membuatku berpikir kau memang hanya ditakdirkan menjadi cameo dalam kisahku. Bukan tokoh utama apalagi tokoh idola. Kau hanya hadir sebentar lalu pergi begitu saja tanpa ucapan perpisahan.

Kau itu perlahan-lahan menghilang menghapus jejak kebersaaman kita dulu. Pergi... terbang jauh entah kemana. Tapi akan terpotret dalam bingkai kenangan yang indah, terpigura rapi dengan candaan dan tawa riang kita. Dan waktupun berbicara seolah perpisahan ini tetap termemory dalam kisahku. Kata demi kata terangkai menjadi suatu cerita dan kisah betapa ternyata beginilah namanya Cinta.

Cinta terlalu semprna untuk aku miliki. Dia terlalu angguh untuk aku dapatkan. Tapi cinta terlalu mudah untuk aku rasakan. Dia hadir begitu saja mengisi hatiku yang kosong. Perasaan yang tulus akan selalu menunggu hadirnya cinta sejati.

Terimakasih untuk kebahagiaan yang pernah kamu kasih yang membuat aku jatuh cinta denganmu. Sekuat apapun aku menyangkal, dan sesulit apapun aku akui, tapi perasaanku gini adanya.

Potongan –potongan percakapan dalam Facebook seolah menegaskan bahwa tak ada hubungan apa-apa antara kita. Tak lebih hanya sekedar teman kelas, teman satu kelompok. Cukup. Hanya itu. Tidak lebih. Jujur aku katakan saat terindah dalam hidupku adalah saat aku mulai menyukaimu.

Tanpa ku duga hari itu, kau ketahui semua. Semua seakan sudah jelas olehmu. Kau tau semua perasaanku. Kau tau semua rasa yang menyesakkan ini. Dan kau berkata “maaf aku telah banyak menyakitimu, semoga suatu saat nanti kau menemukan seseorang yang lebih baik dari aku.” Hingga tetes air mata membasahai pipiku. Beban yang aku pendam selama dua tahun seakan mencair mengiringi permintaan maafnya.

Aku tidak pernah menyesal mengenalmu. Meski kata tak terucap, cinta tak harus diucapkan lewat kata, tapi hati yang bicara. Andai kau tak pernah tau perasaanku, mungkin aku akan menyesal, tapi pada akhirnya kau pun tau. Tanpa ada kata yang terucap.

Akankah kisahku akan berakhir seperti ini? Akankah takdir tak lagi mempertemukan kita meski dengan sosok yang berbeda? Dapatkah aku menjadi sosok bukan hanya sekedar teman tapi seseorang yang selalu tulus mendengar keluh kesahmu? Seseorang yang kau harapkan ucapan selamat saat usiamu bertambah? Seseorang yang istimewa dan dapat menjadi pendampingmu hingga tua nanti? Hanya Tuhan yang tau.

Akhirnya aku paham jika kau memang bukan yang terbaik untukku. Tapi aku yakin dan percaya satu saat nanti datang seseorang yang benar-benar tulus mencintaiku, menerima aku apa adanya.

Endingnya, terimakasih kau telah memberi kesan indah dalam mozaik puzzel kehidupanku.

sahabt yg terpisah


Aku merasa sangat bahagia memiliki 4 orang sahabatku, mereka adalah Tivani,Salesia,Elvano,dan Mersi. Kami bersahabat sejak kami kelas 3 SD sampai kelas tiga SMP.Kami menamai persahabatan kami “THE SMART” karena sejak kelas 3 SD kami kami selalu menjadi lima besar di Sekolah kami.Kelompok kami sangat populer di sekolah selain itu kami juga dikenal sebagai group yang paling eksis.Persahabatan kami terasa sangat lengkap karena kami memiliki karakter yang berbeda – beda. Pertama Salesia , dia adalah cewe yang cantik tapi bersifat sedikit tomboi.Sales merupakan ketua group , dia suka warna hijau dan pemegang rangking 1 . Kedua Elvano dia adalah seorang cowo yang sedikit bersifat seperti cewe , dia suka warna putih dan pemegang rangking 2 . Ketiga Aku , aku cewe yang memiliki sifat sedikit feminim, aku suka warna merah muda , dan aku pemegang rangking 3 . Keempat Tivani , dia cewe paling tomboi dikelompok kami dia juga merupakan sahabat yang paling dekat denganku, dia suka warna ungu dan pemegang rangking 4 . Kelima Mersi , mersi bersifat sangat feminim , dia suka warna biru dan pemegang rangking 5.



Walaupun kami berprestasi tapi kami tidak lepas dari kata “Bandel”. Kami selalu berulah di sekolah membuat onar dan mengganggu siswa yang lain. Kami bahkan sering melakukan hal – hal yang bisa dibilang ekstrim.Kami selalu bersama dalam suka dan duka . Bagiku mereka sudah seperti saudara yang tak tergantikan dengan apapun. Tapi saat yang paling membuatku merasa sangat terluka yaitu saat aku harus berpisah dengan mereka . Saat itu kami sudah selesai manjalankan Ujian Nasional dan tinggal menunggu pengumuman.

“Hai reth...”sapa tivani . “Halo vani , aku gak nyangka ya sebentar lagi kita akan lulus SMP dan masuk ke SMA “jawab ku sambil tersenyum.

“Iya dong bentar lagi kita akan pake seragam putih abu – abu. Oh.....ya kita akan tetap bareng – bareng terus kan? “tanya vani.

“Pasti dong...”tiba – tiba saja sales datang dan langsung memotong pembicaraan kami . Sales datang bersama Elvano dan Mersi dan langsung bergabung dengan kami .

“Pokonya kita akan terus barsama – sama kalau perlu sampai kita kuliah nanti dan persahabatan kita akan tetap bersama selalu.”sambung Mersi.

“Bener banget seperti biasa , kita akan menyabet semua rangking lima besar. Iya kan guys...”ucap Sales.

“Ya dong ...” semuanya menjawab dengan serentak,kecuali aku. Aku hanya terdiam dan berpikir tentang kata – kata yang diucapkan oleh Sales.

“Reth , kamu kenapa? Kok bengong sihh? “tanya vani yang membuatku kaget.

“hahhh...mmhh aku gak apa – apa kok?”sahut ku.

***

Aku bingung apa yang harus ku katakan pada sahabat – sahabat ku kalau aku tidak dapat satu sekolah bersama mereka lagi . Aku harus ikut ibuku ke Jakarta dan melanjutkan sekolah disana . Aku tidak punya pilihan lain lagi selain sekolah disana karena semua kakak – kakak ku sudah tinggal disana bersama ibuku .

Pada saat pengumuman kelulusan aku berniat untuk mengatakan pada mereka yang sebenarnya kalau aku tidak bisa sekolah bersama mereka .

“Aku senang banget akhirnya kita semua lulus dengan nilai yang sempurna.”kata vani

“Iya bener banget , pokoknya setelah ini kita akan pergi ke SMA yang selama ini udah kita impi – impikan .Kita akan mendaftar bareng .”kata Sales.

“Bener banget....”sambung elvano

“loh... reth kamu kanapa ?kok semenjak selesai ujian kamu murung terus sihh,kamu gak apa – apa kan?tanya vani

“Gak apa – apa kok , sebenarnya aku pengen ngomong sesuatu sama kalian semua . sebenarnya aku gak akan melanjutkan sekolah disini tapi aku akan sekolah di Jakarta aku akan tinggal disana bersama keluargaku . Aku tahu aku memang egois , aku sama sekali tidak memikirkan persahabatan kita . Tapi aku juga ingin seperti kalian bisa berada dekat dengan orang tua kalian . Aku nyesel banget tolong maafin aku...”

“apa...???”tanya mereka serentak .

“kok kamu baru bilang sekarang sihh Reth...?”tanya vani dengan wajah sedih

“Gak mungkin , kamu pasti bercanda kan?tanya sales

“Iya aku serius...aku benar – benar akan pindah ke jakarta dan melanjutkan sekolah disana.”jawab ku dengan meneteskan air mata.



Mendengar kata – kataku , seketika itu juga raut wajah mereka langsung berubah dan terlihat marah . Serentak mereka berdiri dari tempat duduk mereka dan mulai meninggalkan aku . Aku hanya bisa menangis , aku tidak mau kehilangan mereka aku mencoba mengejar mereka dan saat semakin dekat aku berteriak pada mereka .

“ Aku akan berangkat besok pagiii.....” teriakku dengan berharap kalau mereka akan kembali , setidaknya untuk mengucapkan selamat tinggal .

Namun sepertinya itu percuma mereka sama sekali tidak berhenti apalagi kembali . Dengan perasaan putus asa aku barjalan dan kembali , aku menangis terisak dan tubuhku rasanya sudah punya tenaga lagi untuk berjalan . Ditengah keputusasaanku itu tiba – tiba ada yang memelukku dari belakang .

“ Kita semua sayang sama kamu kok...”kata sahabatku serentak

Akhirnya kita semua saling berpelukan dan semuanya menangis .

“ Kita semua ngerti kok perasaan kamu , kalau kamu memang harus pergi tapi apapun yang terjadi sekalipun kita terpisah dengan jarak yang sangat jauh kita akan tetap menjadi SAHABAT SELAMANYA .” kata sales sang ketua group

Untuk terakhir kalinya kita semua berpelukan dalam keadaan kelompok yang lengkap . Karena sebentar lagi aku akan segera berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahku . Ibuku sudah menunggu didepan pintu masuk pesawat .

“ bye reth...kita semua akan pasti kangen banget sama kamu.”kata vani

“Daaahhhhh....”semua serentak menyampaikan selamat tinggal saat aku berjalan masuk ke pesawat .

“ Selamat tinggal SAHABATKU.”jawabku sambil meneteskan air mata.

***

Persahabatan kami pun terpisah saat aku mulai berjalan masuk ke dalam pesawat . Persahabatan dimana suka dan duka sudah kami lalui bersama melakukan hal- - hal yang menyenangkan bersama menghabiskan waktu bersama dan mencapai prestasi bersama . Bagi kami “ TOGETHER IS BETTER “ . Aku pergi melanjutkan sekolahku , bertahun – tahun aku di Jakarta tidak ku temukan sahabat seperti mereka . Aku selalu sendiri , menangis , dan berpikir betapa mereka sangat berarti dalam hidupku . Suatu saat nanti aku akan kembali membawa kesuksesan dari apa yang sudah kukorbankan dalam hidupku . Aku akan kembali dan akan berkumpul bersama mereka lagi , melakukan berbagai hal bersama mereka , dan melanjutkan hidupku di kampung halamanku dan bersama sahabatku yang tercinta . “THE SMART”

cinta diujung senja


Hari itu, senja datang secara tiba-tiba dari arah barat. Cahaya matahari yang berwarna oranye membuat pantai berubah warna dari biru menjadi oranye. Pemandangan sore itu sangat indah untuk di saksikan di tambah lagi suara ombak yang merdu membuat suasana menjadi tidak ingin beranjak pergi dari tempat itu.



Tiba-tiba air mata membasahi pipi sivia, ia teringat akan kejadian 1 tahun silam dimana ia selalu datang ke pantai itu disaat senja hari bersama dengan kekasihnya tapi sekarang sudah berbeda karena kekasihnya harus meninggalkan dia untuk selamanya. Sivia sangat menyukai senja karena senja itu indah.

‘ Kenapa kamu harus meninggal kan aku dengan cara seperti ini ‘.kata sivia lirih dengan berlinang air mata. Ia mengingat semua kejadian itu dan ia hanya menagis sedih.

‘ ini sapu tangan buat kamu ?’ tiba-tiba ada suara mengagetkan sivia dan ia mendongakkan kepalanya ke atas untuk mencari tau dari mana suara itu berasal.

‘owh makasi ‘ kata sivia seraya menerima sapu tangan itu.

‘kamu kenapa nangis,lagi banyak masalah ya?’ tanya cowok itu ramah.

‘aku hanya teringat dengan seseorang’, jawab sivia sambil tersenyum kecil.

‘siapa pasti pacarnya? Hehehe…hmm kalau begitu aku duluan ya?’ kata cowok itu dan perlahan pergi meninggalkan sivia. Sivia hanya tersenyum kecil melihat cowok itu pergi.

Tiba-tiba HP sivia berbunyi sivia melihat nomor yang nampak pada layar HP nya yang ternyata no rumahnya kemudian ia mengangkatnya dengan malas.

‘halo via,kamu dimana?’ tanya orang itu yang ternyata ibunya.

‘halo ma,aku lagi ada di pantai dan bentar lagi pulang?’ jawab sivia

‘cepat ya nak..soalnya sebentar ada tamu dari temannya papa mu?’ kata mama via.

‘ia..ma’ jawab sivia dan kemudian ia menutup telepon tersebut.

Dengan berat hati sivia pergi meninggalkan tempat itu. Sesampainya di rumah ia langsung menuju ke kamar untuk istirah. Ia merebahkan badannya di atas kasur dan kemudian ia teringat dengan cowok yang memberikan sapu tangann di pantai tadi.

‘kira-kira nama cowok itu tadi siapa ya?,aduh aku juga lupa tanya namanya ‘ kata sivia menyesal. Hari itu sivia tertidur lelap karena terlalu capek jadi dia tidak bisa menemani orangtuanya untuk menyambut tamu dari teman ayahnya itu dan ibunya membiarkanya untuk istirahat dan ibunya tidak mau mengganggunya.

‘anaknya mana jeng ?’ tanya seorang ibu-ibu kepada ibu sivia.

‘dia lagi tidur soalnya tadi dia kecapean main di pantai’ jawab ibu sivia.

‘owh,.,padahal saya sudah paksa anak saya ikut lho jeng buat di kenalin ke anaknya ,tapi ndak apa-apa kalau begitu kasian juga anak nya ajeng,nanti sakit karna kecapean kan jadi repot’ kata ibu-ibu tersebut dengan logat jawanya yang kental.

‘anak nya nama nya sapa ya jeng’ tanya ibu sivia balik.

‘nama nya Avin Jhonathan panggil saja alvin’ jawab ibu-ibu tersebut.

‘owh..namanya bagus,.’kata ibu sivia memuji.

Keluarga Alvin akan pindah di sebelah rumah Sivia, yang kebetulan keluarga Alvin sangat berteman baik dengan keluarga sivia. Dan malam itu keluarga Alvin bertamu di rumah sivia sapai malam, karna rumah sivia dekat pantai Alvin habiskan malam itu sambil berjalan-jalan di tepi pantai.

Ke esokkan paginya sivia siap-siap berangkat kesekolah kini ia kelas X- SMA ia bersekolah di sekolah elit di Jakarta.

‘via..via..!!’ panggil seseorang dari arah belakang. Sivia berhenti dan balik ke belakang.

‘ia fy kenapa?..’ tanya sivia

‘ah nggak, ak cuma mau tanya soal PR matematika yang kemarin,btw kamu dah selesai belum?’ tanya ifi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ify adalah sahabat baik sivia di sma,ify juga sudah tau tentang masalah kekasih sivia yang meninggal.

‘sudah,kenapa pasti kamu belum ya?’ tanya sivia

‘hehehe…ya begitulah,aku lihat boleh gak ?’ jawab ify

‘ia boleh ini bukunya ‘ kata sivia sambil memberikan bukunya.

Tettttttt….tteettttt…,suara bel sudah berbunyi. Jam pertama itu dimulai dengan jam kesenian yang di ajar oleh Bu Winda. Suasana kelas yang tadinya ribut seperti pasar kini sunyi seperti kuburan karena bu guru sudah memasuki kelas tapi ia tidak sendiri kali ini ia membawa murid baru di kelas X-A,kelas X-A merupakan kelas inti dimana siswa yang masuk di kelas itu adalah siswa pilihan dan siswa tersebut memiliki prestasi yang sangat bagus.

‘anak-anak kita disini kedatangan murid baru asal malang, alvin kemari dan perkenal kan nama mu’ kata bu winda.

‘baik bu,teman-teman perkenal kan nama saya Alvin jhonathan panggil saja saya Alvin, saya pindahan dari SMAN 1 MALANG’ kata Alvin sambil memperkenalkan nama nya.

Sivia kaget melihat wajah cowok tersebut karena cowok tersebut adalah orang yang memberikan sapu tangan kepadanya di pantai tersebut.

‘alvin silahkan duduk di belakang sivia’ kata bu winda kepada Alvin.

‘ia bu’ jawab Alvin. Alvin melihat sivia kaget karena gadis tersebut yang di temuinya di pantai.

Jam kesenian telah usai,dan semua siswa menuju ke kantin.

‘hai gadis pantai ke kantin yuk? Ajak Alvin ke sivia

‘aku punya nama tau dan nama ak itu sivia’ ucap sivia dengan nada marah

‘hehe..ia..ia aku kan belum tau nama kamu,terus nama kamu siapa?’ kata Alvin seraya mengulurkan tangannya

‘sivia panggil aja aku via’ ucap sivia seraya membalas uluran tangan Alvin

‘jadi mau gak ke kantin?’ tanya Alvin

‘hmm..,gak ah soalnya aku lagi tunggu sahabatku’ kata sivia menolak

‘hey Alvin,makasi ya sapu tangannya’ kata sivia malu-malu

‘owh iya sama-sama’ jawab Alvin.

##### Di Kantin#####

‘hay… nama kamu Alvin kan?’ tanya seorang gadis yang mulai menghampiri Alvin

‘iya namu ku alvin,kamu siapa ya?’ Tanya Alvin

‘kenalin nama ku shilla’ucap gadis itu seraya mengulur kan tangan nya

‘owh iya aku alvin’ balas Alvin




Dari kejauhan sivia melihat alvin dan shilla sangat dekat entah kenapa hati sivia tidak bisa menerimanya ia merasakan ia cemburu kepada shilla.shilla adalah gadis cantik di kelas nya bahkan shilla sudah beberapa kali menjadi gadis sampul selain itu juga banyak kakak kelas dan teman-teman nya menyukainya.

Ketika Cinta Mengingatkan-Nya

Ketika waktu istirahat tiba, hampir semua murid berhamburan keluar kelas menuju sebuah kantin untuk memenuhi panggilan perutnya. Berbeda dengan Najmi dia hanya duduk di kelas bersama temannya yang lain, Najmi pun hanya duduk di bangkunya dan sedang asyik mencoret-coret buku tulisnya dengan beberapa huruf yang dirangkai menjadi sebuah nama, dan tidak lain nama tersebut adalah seseorang yang ia sukai.



Berawal dari ketidaksengajaannya bertemu di suatu tempat, Najmi melihat seorang cowok yang langsung memikat hatinya, mungkin hanya sepintas rasa suka ketika ia melihatnya. Tetapi akhirnya dia bisa berkenalan dengan laki-laki itu. Entah apa penyebabnya mereka berdua sudah saling mengenal dan akrab satu sama lain. Najmi pun sangat senang tentang hal itu. Seorang cowok yang kelihatan tinggi, putih, dan baik itu yang membuat Najmi selalu memikirkannya. Meskipun Najmi dekat dengan cowok itu, tetapi dia tidak ada keinginan untuk pacaran. Dekat dengan cowok itu saja dia sangat senang.

Bel berbunyi menandakan waktu istirahat pun telah usai, dan kini pelajaran pun di mulai kembali. Pikiran Najmi tidak bisa terlepas dari bayangan cowok itu.

Sampai-sampai Najmi tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajaran yang diberikan oleh guru-guru yang mengajar. Tak lama kemudian adzan dhuhur berkumandang.

... Allahu Akbar... Allahu Akbar ...

Semua murid pun bergegas keluar untuk pergi berwudlu.Najmi pun menyadari apa yang telah ia perbuat tadi.

“Astagfirullah..” itulah kata yang keluar dari mulutnya. Ia pun bergegas untuk melaksanakan shalat di masjid.Setelah cukupberdoa dan berdzikir, Najmi pun bergegas kembali ke kelas.

Tak lama kemudian jam pelajaran sekolah pun usai. Semua berlari dengan iringan langkah yang terburu-buru dengan decitan suara yang berisik.

”Emh.. Hari ini semuanya begitu singkat.” Ucap Najmi sambil berjalan keluar dari kelas.

Ketika Najmi menyebrang, dia melihat seseorang yang tidak asing berjalan di seberang sana. Ternyata dia adalah Naufal. Najmi pun langsung salah tingkah dengan wajah yang memerah, Naufal pun melihat Najmi dan ia langsung memberikan sebuah senyuman kepadanya. Saat itu pun Najmi langsung membalasnya dengan senyuman tersipu malu yang terlihat di wajahnya.

♥ ♥....

Hingga pada suatu saat ada sebuah pengakuan yang sangat mengejutkan dan membuat hati Najmi berbunga-bunga yaitu ketika ada sepucuk surat yang datang dari Naufal, lalu Najmi pun membukanya dan kemudian membacanya.

Assalamu’alaikum...

kepada ukhti yang membacanya,

sebenarnya Ana bingung mau nulis apa.

mungkin hanya sederet kata yang akan di sampaikan, Ana hanya ingin berkata bahwa sebenarnya... Ana menyimpan sebuah rasa kepada Ukhti, yah mungkin inilah perasaan hati yang tidak bisa di bohongi.. mungkin hanya sedikit kata yang mampu Ana ucapkan.

Wassalam...

Sehentak ketika membacanya, Najmi pun merasa bahagia, pikirannya melayang-layang, karena cowok yang selama ini ia sukai juga menyukainya. Najmi pun sesegera mungkin membalas surat itu. Akhirnya mereka berdua tahu akan perasaannya masing-masing.

Tetapi Najmi pun sadar tentang hal itu adalah salah, meskipun tidak pacaran, tapi dengan selalu mengingatnya ia akan mudah terlena dan terjerumus kedalam kesalahan..

Najmi pun beristighfar, dalam hati kecilnya berkata.

“Astagfirullah.. ya Allah jangan biarkan hati ini berpaling dari Mu.”

Najmi tahu cinta yang utama itu adalah kepada Allah SWT, ia takut tak bisa membedakan cinta yang seharusnya. Jadi saat ini Najmi hanya ingin mencintainya karena Allah SWT dan juga cinta yang ditentukan dalam porsi dan ketentuan yang telah disediakan.

“Ya Allah tetapkan lah hatiku kepada-Mu, jangan biarkan diriku terjerumus kedalam kesalahan...”. Akhirnya ia menjaga jarak dengan Naufal, meskipun jauh tetapi mereka tetap dekat...